Gubernur DKI Jakarta: Tidak Hanya Gelar Vaksinasi, Edukasi Publik Juga Penting
Jakarta (17/7). Mengatasi pandemi bukan soal mencegah dan mengobati, namun juga mengedukasi masyarakat. Anies Baswedan menyampaikan hal tersebut saat konsolidasi dan vaksinasi massal dalam webinar yang digelar DPW LDII DKI Jakarta melalui daring.
Webinar yang bertema “Perkembangan Virus Covid-19 serta Upaya Penanggulangan di Provinsi DKI Jakarta” juga dihadiri Guru Besar Pulmonologi FKUI, Prof. dr. H. Wiwien Heru Wiyono, PhD, Sp.P(K) dan Tim Satgas Covid-19 LDII DKI, dr. H. M. Hilal Nurdin Sp.JP, FIHA.
Anies mengatakan, program vaksinasi yang sejauh ini telah berjalan dengan baik diperlukan dua sisi yakni dari sisi keperluan pelaksanaan vaksinasi dan juga cukupnya orang yang datang untuk mendapatkan vaksin karena hanya menyediakan tenaga tidak otomatis membuat masyarakat datang. “Harus ada proses edukasi, karena edukasi publik adalah bagian dari ikhtiar. Harapannya, ketika terselenggara vaksinasi warga akan datang,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, untuk bisa melewati masa pandemi dengan dua hal yaitu terinfeksi lalu tumbuh imunitas, dan tervaksin lalu tumbuh imunitas, “Tentunya kita lebih memilih jalur aman dengan vaksin daripada terinfeksi,” pungkasnya. Ia berharap kegiatan ini dapat membantu menyadarkan pentingnya pelaksanaan vaksinasi kepada masyarakat khususnya di DKI Jakarta.
Ketua DPW LDII DKI Jakarta, Dr. Ir. H. Teddy Suratmadji, M.Sc juga mengatakan dalam sambutannya, konsolidasi dan edukasi dari webinar ini adalah keniscayaan tindakan, untuk peningkatan kapasitas satgas Covid-19, “LDII DKI Jakarta dalam hal ini, sudah memiliki tim untuk penanganan Covid-19 hingga tingkat PAC,” katanya. Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai Ketua Satgas Covid-19 DKI Jakarta yang turut memberikan arahan dalam acara tersebut.
Beberapa waktu lalu, LDII membantu pemerintah dengan turut menggelar vaksinasi massal Covid-19 untuk para santri, guru, warga LDII dan masyarakat sekitar wilayah pondok pesantren Minhajurrosyidin, Pondok Gede, Jakarta Timur pada Juni lalu, bekerjasama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Dr. H. Bambang Kusumanto, MA, Ketua Fraksi PAN DPRD DKI yang hadir menjadi pembicara pada webinar tersebut mengatakan agar masyarakat bersabar, menahan diri untuk tidak termakan berita atau informasi _hoax_, dan turut membantu percepatan pelaksanaan vaksinasi sesuai jadwalnya. “Saat ini sudah digelar aturan pembatasan (PPKM), maka diupayakan masyarakat mengikuti aturan tersebut. Hal ini sebagai upaya mengurangi pertumbuhan kasus harian,” ujarnya.
Indonesia adalah salah satu negara yang juga terkena Covid-19. Sejak terkonfirmasi kasus pertama pada 2 Maret 2020 lalu hingga 2 Juli 2021 lalu, kasus meningkat sebanyak 2.228.938 kasus dan 59.534 kematian berdasarkan data situs infeksi emerging Kementerian Kesehatan. Meliputi 510 kabupaten/kota salah satunya Provinsi DKI Jakarta yang mana jumlah kasus positif sebanyak 560.408 dengan 8.547 pasien meninggal. Karenanya penyelenggaraan program vaksinasi di Jakarta dilakukan serentak pada wilayah kecamatan. Hal ini sesuai dengan petunjuk Presiden bahwa target cakupan vaksinasi diusahakan sebanyak 1 juta sasaran sehari.
Pakar Pulmonologi FKUI, Prof. dr. Wiwien Heru Wiyono mengatakan, varian delta paling banyak menyerang warga dewasa muda, dengan penularan cepat, re-infeksi, dan membuat vaksin tidak efektif. Gejala varian delta hampir sama, banyak yang teridentifikasi untuk delta dengan sakit kepala, nyeri tenggorokan, serta influenza.
“Mutasi pada virus tersebut memang lumrah, namun semakin banyak infeksi pada suatu populasi, kemungkinan mutasi virus semakin meningkat. Hal ini yang perlu menjadi perhatian,” kata dr. Wiwien.
Karena itu, para peserta diimbau untuk menerapkan 10 M; memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas, mengonsumsi makanan bergizi dan vitamin, melakukan olahraga, memperbanyak ibadah dan doa, mencari jalannya syukur (agar hati selalu gembira dan tidak stress), menyerahkan diri (pasrah tawakal) secara total kepada Allah.
Mengenai vaksinasi, dr. Hilal Nurdin menegaskan bahwa vaksin merupakan kewajiban dan tanggung jawab setiap orang yang tidak memiliki kontradiksi. Vaksin sebagai stimulan pembentuk antibodi sebelum terjadi infeksi alami. Selain menciptakan kekebalan individu, proses vaksin juga berperan membangun kekebalan kelompok (_herd immunity_), dengan target minimal 70 persen populasi tervaksinasi.